Candi Brahu
merupakan salah satu candi
yang terletak di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan,
bekas ibu kota Majapahit. Tepatnya, candi ini berada di Dukuh Jambu Mente,
Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur
dengan titik koordinat GPS 7°32'34"S 112°22'27"E atau sekitar dua kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto-Jombang.
Nama candi ini, yaitu 'brahu', diduga berasal
dari kata wanaru atau warahu. Nama ini didapat dari sebutan
sebuah bangunan suci yang disebut dalam Prasasti Alasantan.
Prasasti tersebut ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.
Rute
1. Dari Timur melalui Surabaya: Dari terminal Purabaya/Bungurasih ambil bus jurusan Jombang, turun perempatan Trowulan, Mojokerto. Masuk arah kanan jalan / ke utara, ketemu pertigaan belok kiri (Barat) masuk sampai bertemu tikungan candi Brahu.[Lihat disini]
2. Dari Barat melalui Jombang: Dari terminal Jombang ambil arah Mojokerto, turun perempatan Trowulan Mojokerto, Masuk arah kiri jalan / ke utara, ketemu pertigaan belok kiri (Barat) masuk sampai bertemu tikungan candi Brahu.[Lihat disini]
Candi
Brahu dibangun dengan batu bata merah, menghadap ke arah barat dan berukuran
panjang sekitar 22,5 m, dengan lebar 18 m, dan berketinggian 20 meter.
Bentuk tubuh Candi Brahu tidak tegas persegi
melainkan bersudut banyak, tumpul dan berlekuk. Bagian tengah tubuhnya melekuk
ke dalam seperti pinggang. Lekukan tersebut dipertegas dengan pola susunan batu
bata pada dinding barat atau dinding depan candi. Atap candi juga tidak
berbentuk berbentuk prisma bersusun atau segi empat, melainkan bersudut banyak
dengan puncak datar.
Pintu Masuk Candi Brahu |
Bentuk Pondasi Candi |
Fungsi
Dalam
prasasti yang ditulis Empu Sendok, bertanggal 9 September 939 (861
Saka), Candi Brahu disebut merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah
raja-raja. Akan tetapi, dalam penelitian tak ada satu pakar pun yang berhasil
menemukan bekas abu mayat dalam Bilik Candi. Hal ini
diverifikasi setelah dilakukan pemugaran candi pada tahun 1990 hingga 1995.
Sekitar Candi
Diduga
di sekitar candi ini banyak terdapat candi-candi kecil. Sisa-sisanya yang
sebagian sudah runtuh masih ada, seperti Candi Muteran, Candi Gedung, Candi Tengah, dan Candi Gentong. Saat
penggalian dilakukan di sekitar candi banyak ditemukan benda benda kuno,
semacam alat-alat upacara keagamaan dari logam, perhiasan dari emas, arca, dan lain-lainnya.
Tiket Masuk
Gratis,
Hanya mengisi daftar hadir sebelum masuk.
Rujukan
jalan-jalan terus!...
BalasHapusKeren.... Salam Wisata...
BalasHapusmonggo mampir.
BalasHapusbenar ta gratis
BalasHapussampai akhir tahun 2015 gratis, belum tau kalo sekarang masih gratis / dikenai tiket. kalaupun umpama sekarang bayar harganya tidak seberapa dibanding dengan pengalamannya...
BalasHapuscontoh saja tiket masuk museum majapahit yg begitu luas cuma dikenakan tiket Rp. 2.500,- sangat murah dibanding dengan harga jajanan kita sehari...
sangat menarik
BalasHapus